Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh

     Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
              Junita Olivia Walakula
Pendidikan Kristen Anak Usia Dini, FIPK                         IAKN Ambon

Pendahuluan
     Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi dituntun untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau on line (Firman, F., & Rahayu, S., 2020).
         Pada dasarnya pendidikan jarak jauh adalah jenis pendidikan dimana peserta didik berjarak jauh dari pendidik, sehingga pendidikan tidak dapat  dilakukan secara tatap muka dan penyampaian pesan dari pendidik kepada  peserta didik harus dilakukan melalui media. Karena pesan disampaikan melalui media, maka peserta didik diharapkan dapat belajar mandiri.Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan belajar dengan tanggung  jawab sendiri. Lembaga Pendidikan Jarak Jauh sendiri menyediakan interaksi antara peserta didik dan pendidik atau tutor untuk mengadakan interaksi (diskusi, tanya jawab) secara tatap muka atau jarak jauh (melalui surat, telepon atau komputer). Akan tetapi tutorial ini sangat jarang dilakukan sehingga peserta didik harus belajar secara mandiri. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan jarak jauh adalah internet. Internet merupakan perpaduan antara teknologi komputer,teknologi audio-visual, teknologi komunikasi dan teknologi pembelajaran.
        Pendidikan merupakan kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang di miliki secara optimal, yaitu pengembangan potensi yang setinggi tinggi nya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosio-budaya dimana dia hidup. 
        Tahun ini adalah tahun ajaran baru dimana kita sudah bergulir di tengah pandemi COVID-19. seluruh aktivitas manusia dibatasi, termasuk kegiatan pembelajaran ,baik di jenjang sekolah dasar sampai jenjang perkuliahan mulai menerapkan kegiatan belajar dari rumah. Hal ini dilakukan guna membatasi penyebaran virus yang masih menyebar di sana sini . Kebijakan belajar dari rumah mulai diterapkan pada tanggal 9 Maret 2020 setelah menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun 2020 dan nomor 3 tahun 2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
      Seluruh pimpinan perguruan tinggi di setiap daerah yang terdampak, diminta untuk menghentikan aktivitas kegiatan akademik seperti perkuliahan secara tatap muka. Sebagai tindak lanjut dari surat edaran tersebut seluruh perguruan tinggi juga diminta untuk mengeluarkan kebijakan tentang proses pembelajaran secara daring bagi mahasiswa. Oleh karenanya semua perguruan tinggi di Indonesia melakukan penyesuaian terhadap kebijakan ini dalam merubah seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring.
        Oleh sebab itu, covid ini sudah membuat perkuliahan menggunakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau belajar daring. Keterpaksaan itu membuat banyak kendala di sana sini. Adapun maksud dari pembelajaran jarak jauh  adalah kegiatan pembelajaran yang secara fisik memiliki jarak salah satunya nya antara dosen dengan Mahasiswa. Karena terdapatnya jarak antara  dosen dan mahasiswa, maka diperlukan teknologi atau media untuk mengantarkan pesan belajar dari dosen kepada mahasiswa atau sebaliknya. Dari sini munculah terminologi online atau daring yang merupakan kependekan dari dalam jaringan. Adapun bentuknya bisa belajar melalui internet, WhatsApp, Zoom, Google meeting, class Room dan sebagainya. 

           Problematika Pembelajaran jarak jauh Tidak bisa dipungkiri bahwa semua pihak yang menjalani perkuliahan daring mengalami kepanikan baik dosen dan mahasiswa sekalipun. Masalah ini juga termasuk  salah satu kendala dari sekian banyak kendala dan problem dalam proses belajar mengajar secara daring yang saya alami . Masalah teknis yang saya  ditemui biasanya mulai dari kendala kouta ,signal, hingga kendala dari aplikasi online yang saya gunakan untuk proses belajar. Akan tetapi Kendala yang  selalu   saya alami dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yaitu : 

1). Jaringan 
       Kenapa jaringan?? Karena itu  juga  merupakan  salah satu kendala bagi saya, ketika saya mau mengikuti belajar. Di mana sinyal saya hilang ketika dosen sementara memberikan materi. Maka dari itu lah bisa membuat saya kesulitan dalam menerima materi yang bapa ibu dosen sampaikan. Sehingga pada ahirnya saat saat di mana proses ulangan di lakukan,saya tidak mengerti soal soal yang  bapa ibu berikan. Memang ada web di mana saya  bisa membuka elearning untuk  mengambil materinya . Tapi sama saja, kalau buka elearning tapi kuota nya tidak ada. 

2). Kuota
      Kuota  juga merupakan kendala yang paling umum bagi kalangan kita saat ini. Tapi bagi saya  jika  kuota saya habis, maka itu sangat menyakitkan. kenapa menyakitkan?? Krena jika kuota Saya habis, saya tidak bisa ikut  belajar,tidak dapat materi, saya tidak hadir di jam kuliah, tidak  mendapat kan informasi dari teman teman lain. Walupun ada facebook dan messengger untuk bertanya ke teman,tapi belum tentu teman sampaikan juga sesuai apa yang dosen katakan. bahkan informasi dari dosen pun saya terlambat. Sehingga informasi untuk pembuatan tugas sekalipun saya tidak tau, malhan harus mengetahui dari teman, walaupun  jawaban yang teman berikan juga tidak tepat sasaran. 
Selain jaringan dan kuota saya sekarat,Namun Dalam proses perkuliahan saya juga,ada beberapa kendala yang harus saya terimah yaitu: kendala waktu. Di mana waktu untuk saya kuliah  berjalan  bersamaan dengan waktu getsasi saya, sehingga kendala nya saya harus memilih, mau ikut belajar atau getsasi. Kendala ini lah yang membuat saya terlambat,bingung,dan juga kawatir. Selain kendala waktu, ada juga nmanya masalh dalam keluarga. Jika ada masalah yang belum saya selesaikan, otomatis saat proses belajar saya pun tidak fokus dengan materi, krena yang di pikiran saya, penyelesaian masalah belum selesai. Selain masalah keluarga ada juga yang sering  saya alami  yaitu masalah keuangan. Hal ini juga berkaitan dengan konteks metalitas saya sebagai Mahasiswa yang mempunyai kendala dan tuntutan tugas yang di berikan secara terus menerus, Hal ini mungkin saja berpengaruh terhadap aspek psikologis mahasiswa tersebut. Terlebih jika mahasiswa tersebut mempunyai tuntutan kebutuhan biaya sehari hari apalagi ditambah dengan kebutuhan kuota internet yang menambah beban keuangan mahasiswa.
         Meski demikian namun saya  tetap sabar dalam menghadapi kendala seperti ini.  Karena saya pernah mendengar bahwa  Mentri Nadiem menyebut bahwa pembelajaran jarak jauh hanya di lakukan sementara, sampai covid 19 berahir. Sebenarnya saya  belum siap secara menyeluruh  untuk melakukan perkuliahan daring saat ini, karena saya sering sekali  gagal dalam  memahami materi yang disampaikan lewat daring oleh bapa ibu  dosen. Tetapi Hal ini  saya memang rasa wajar karena mungkin  saya  dan dosen belum adanya peralihan dan kemampuan tatap muka secara lansung dari proses pembelajaran seperti  di tahun tahun sebelum adanya covid 19. Akan tetapi pada dasarnya setiap mahasiswa memiliki kemampuan dan pengalaman yang berbeda dengan mahasiswa lainnya, yang mungkin sudah terbiasa dengan pembelajaran online. Berbeda dengan saya yang  baru pertama kalinya menggunkan aplika belajarbelajar untuk belajar jarak jauh. 

         Dampak yang  saya alami ketika belajar jarak jauh yaitu; salah satunya   Kesehatan terganggu. Kesehatan terganggu bisa saja sakit, akibat proses kulia yang di mulai dari pagi sampe soreh, sehingga kesempatan untuk makan pun tidak ada waktu. Krena jika saya mau ingat makan, ujung-ujungnya saya dimarahi oleh dosen,krena keterlambatan masuk zoom. Bersyukur kalau dosen yang mengerti keadaan, tapi kalau tidak, otomatis tidak makan sampai soreh. Selain sakit, bisa juga terganggu adanya mata, karena jika terlalu dekat dengan cahaya dari HP. Kalau di pikir pikir dari Pagi smpe soreh dengan HP, bisa terganggu pada mata, rabun misalnya. Selain sakit pada tubuh dan juga mata, bisa juga saya juga kurang dara, akibat istrhat tidak terlalu banyak, krena pikir tugas tugas yang belum selesai. Belum lagi , bagadang untuk pembuatan  tugas, apalagi tugas nya di kasih mendadak oleh dosen. 

          Solusi atas permasahan
Jalan keluar yang bisa saya lakukan, dalam menjalani proses pembelajaran jarak jauh yaitu : 
          1. Saya Berdoa saja kepada Tuhan agar di beri kekuatan dan kelancaran dalam menghadapi berbagai tantangan selama melakukan belajar jarak jauh . 
          2. Menerima kenyataan yang suda terjadi karena ini merupakan jalan keluar bagi saya untuk mengurangi kecemasan dalam menjalani pembelajaran jarak jauh. 
Berusaha untuk menguatkan diri sendiri agar tetap semangat melakukan aktivitas belajar di rumah. 
          3. Menghadapi berbagai tantangan selama melakukan kegiatan belajar jarak jauh. Dan menerima kondisi yang ada dan mencari makan dari sebuah masalah agar dapat mengurangi rasa stress, krena tugas tugas yang menumpuk. 
          4. Berdoa dan beribadah. Ini merupakan salah satu usaha yang di lakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang saya alami. Dan melakukan apa saja asalkan bisa menghibur hati, agar tidak stress dengan tugas tugas yang menumpuk. 

          Pembelajaran jarak jauh atau  daring yang dilakukan selama masa pandemi covid-19 menimbulkan kecemasan atau tekanan bagi saya. Kecemasan  tersebut muncul karena saya  kurang memahami materi, kesulitan mengerjakan tugas  dengan  baik  sesuai  batas  waktu,  memiliki keterbatasan  dalam  mengakses  internet,  menghadapi berbagai  kendala, dan  merasa  khawatir menghadapi  materi  di  tingkat  selanjutnya.  Berbagai upaya yang suda saya lakukan untuk mengatasi kecemasan yang dialaminya.  Saya   berusaha  untuk  belajar  mandiri, mengerjakan  tugas  semampu saya  serta  diskusi  dengan teman dan guru agar mampu memahami materi dengan baik. Saya juga mencoba sabar, menyemangati diri, dan berdoa  agar  mendapatkan  kekuatan  dalam  menjalani pembelajaran jarak jauh atau   daring.  Aktivitas  lain  yang  dilakukan untuk  menurunkan  kecemasan  adalah  tidur, mendengarkan  musik,  menonton  televisi  atau  film, bermain game, makan,  dan olahraga. Dengan   ini  saya mengharapkan agar saya   mampu  menjadi  salah satu  referensi  dalam  menerapkan  sistem  pembelajaran secara  daring .  Sehingga  tercipta sistem pembelajaran daring yang lebih optimal dan dapat dijangkau  oleh teman teman lain   dari  berbagai  kalangan. 

Komentar